Tips merawat baterai laptop/notebook/netbook agar awet dan tahan lama atau umurnya lebih panjang. Setiap baterai memiliki umur yang telah ditentukan berdasarkan banyaknya siklus pengecasan dilakukan, selain itu suhu dan cara perawatan juga menentukan usia dari battery laptop. Berikut cara perawatan baterai laptop agar tahan lama dalam penggunaan dan kapasitas dari bateri tidak mudah berkurang.
Cara merawat baterai laptop adalah:
* Lakukan pengisian penuh pada baterai laptop baru Anda dan biarkan beberapa jam setelah terisi penuh.
* Pasang baterai setelah pengisian penuh (fully charged 100%), baterai tidak perlu dilepas jika suhu CPU dan Hard Disk (HDD) berkisar antara 40°C hingga 50°C. Walaupun pengisian sudah penuh, energi listrik yang masuk tidak akan mengisi baterai, karena teknologi pada baterai sekarang sudah mampu menghentikan pengisian jika sudah penuh, jadi tidak perlu takut baterai akan menjadi soak akibat over charged yang menyebabkan over heat pada baterai.
* Lepas baterai dan gunakan UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk menghindari pemutusan arus listrik yang mendadak. Jika penggunaan laptop yang berlebihan (seperti bermain game yang butuh energi maksimal) dan dalam jangka waktu lama yang membuat suhu CPU dan HDD di atas 60°C. Panas yang berlebihan pada perangkat lain dapat menjalar ke baterai, sehingga mempengaruhi battery dan pada akhirnya umur dari baterai akan pendek karena kapasitas penyimpanan yang berkurang. Dalam kondisi seperti ini sangat dianjurkan untuk menggunakan pendingin tambahan untuk melindungi hardware lain dari panas yang berlebihan. Namun, jika UPS tidak tersedia sebaiknya baterai tidak perlu dilepas, untuk menghindari kerusakan perangkat lain seperti Hard Disk, Motherboad, RAM, dll, akibat pemutusan aliran listrik yang mendadak serta arus yang tidak stabil.
* Jika baterai tidak digunakan simpanlah baterai pada suhu yang dingin dan kering. Sebelum melepas baterai, isi baterai hingga penuh terlebih dahulu, dan jangan didiamkan terlalu lama.
* Isi baterai hingga penuh, dan lakukan pengisian jika kapasitas baterai telah mendekati 10%.
Gunakan juga software Battery Care untuk mengontrol baterai notebook Anda, selain itu dapat juga digunakan untuk mengecek suhu CPU dan HDD.
Entri Populer
-
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekayasa budidaya merupakan suatu upaya umat manusia untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pr...
-
1.Pengaruh pemberian pakan yang difermentasi terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang pasir (Holothuria scabra)dalam wadah ...
-
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim karena hampir dua pertiga luas seluruh wilayahnya a...
-
Untuk mengatasi masalah ini, silakan upgrade BIOS Anda dengan upgrade terbaru. Karena sejak tanggal 13 Juli 2010 pihak Acer sudah mengatasi ...
-
Bagaimana Mengembangkan Strategi Bisnis Ritel (Retail)? March 29th, 2009 Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti m...
-
Sebagai negara produsen rumput laut dunia 2008 terbesar kedua setelah China, tren produksi rumput laut indonesia menunju...
-
Budidaya Ikan di Kejapung 1. Sesuai dengan persyaratan umum. 2. Sirkulasi air akibat arus dan pasut tidak terlalu kuat. Kecepatan arus b...
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PMB COREMAP II IDENTIFIKASI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP UPAYA PERLINDUNGAN PELESTARIAN SUMBERDAYA TERUMBU KARAN...
-
FAKTOR UTAMA PENENTU PENJUALAN 1. INVENTORY (PERSEDIAAN BARANG) 2. PRICE (HARGA) 3. ASSORMENT (PRODUKNYA LENGKAP DAN UP TO DATE) 4. SERVICE ...
-
Mengatasi baterai laptop yang tidak terisi penuh walaupun sudah dilakukan pengecasan tanpa henti (non stop). Dan proses pengecasan akan berh...
Minggu, 20 Maret 2011
Sabtu, 19 Maret 2011
Mengatasi Baterai Laptop Tidak Bisa Penuh Untuk Laptop Acer Aspire 4740 dan 4740G
Untuk mengatasi masalah ini, silakan upgrade BIOS Anda dengan upgrade terbaru. Karena sejak tanggal 13 Juli 2010 pihak Acer sudah mengatasi masalah baterai yang sering tidak mengisi penuh ketika dicharge dengan menyediakan Upgrade BIOS untuk mengatasi masalahnya. Silakan download upgrade BIOS terbaru dari situs Acer di www.acer.co.id, selanjutnya pilih menu Support & Service, berikutnya pilih Download Center All, pilih Notebook, pilih Aspire, pilih seri 4740 atau 4740 G, selanjutnya klik tab BIOS di bawahnya. Selanjutnya silakan download upgrade BIOS terbaru tersebut. Jika sudah selesai, silakan ekstrak dan pilih file Winflash.exe dan tunggu proses upgrading beberapa detik (± 1 menit). Dan kondisi baterai akan kembali seperti semula sesaat setelah proses reflashing BIOS.
Pengalaman sendiri ketika mengatasi batre tak penuh, sebelumnya batre hanya terisi 83% saja. Setelah melakukan uji coba (trial and error) selama ± 2 minggu, dan hasilnya sekarang batre bisa terisi penuh 100% yang ditandai dengan lampu indikator biru menyala, kemudian jadi merah berkedip jika pengecasan sudah berhenti (tergantung laptop yang digunakan), seperti gambar di atas. Mohon jika ada cara lain yang lebih bagus dan profesional seperti dengan bantuan software atau hardware tertentu, sehingga masalah dapat teratasi dengan cepat, silakan di-share pada kolom komentar di bawah.
Pengalaman sendiri ketika mengatasi batre tak penuh, sebelumnya batre hanya terisi 83% saja. Setelah melakukan uji coba (trial and error) selama ± 2 minggu, dan hasilnya sekarang batre bisa terisi penuh 100% yang ditandai dengan lampu indikator biru menyala, kemudian jadi merah berkedip jika pengecasan sudah berhenti (tergantung laptop yang digunakan), seperti gambar di atas. Mohon jika ada cara lain yang lebih bagus dan profesional seperti dengan bantuan software atau hardware tertentu, sehingga masalah dapat teratasi dengan cepat, silakan di-share pada kolom komentar di bawah.
Mengatasi Baterai Laptop Tidak Bisa Penuh
Mengatasi baterai laptop yang tidak terisi penuh walaupun sudah dilakukan pengecasan tanpa henti (non stop). Dan proses pengecasan akan berhenti pada nilai persentase yang berada jauh di bawah angka 100% (fully charged) yang ditandai dengan pesan pluged in, not charging sementara nilai persen belum mencapai angka 100%. Jika hal tersebut terjadi pada laptop Anda, berikut ini ada sedikit tips dari saya untuk mengatasi battery not fully charged tersebut.
Penyebab batre tidak terisi penuh biasanya disebabkan oleh beberapa keadaan berikut:
* Membiarkan laptop mati dengan sendirinya setelah power pada baterai habis.
* Pengaturan nilai Critical battery level yang terlalu rendah pada Power Options, sehingga Windows akan melakukan aksinya setelah beterai benar-benar sudah habis (di bawah 5%).
* Gangguan listrik, dll.
Berikut ini cara mengatasi permasalahan tersebut, teknik ini diambil dari pengalaman dan uji coba yang dilakukan oleh penulis heryantony.com sendiri:
* Sebelum kapasitas baterai Anda benar-benar habis, langsung lakukan pengecasan.
* Buatlah Critical battery action menjadi Hibernate agar jika batre habis, maka Windows akan melakukan hibernasi dengan sendirinya dan data atau pekerjaan yang dilakukan saat itu masih tetap tersimpan.
* Atur Critical battery level menjadi nilai 7% atau lebih, dan Low battery level menjadi nilai 10% ke atas atau sesuai dengan nilai default.
* Untuk menambah kapasitas penyimpanan pada baterai yang ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai persentase, lakukan pengecasan batre pada keadaan batre masih terisi penuh atau hanya berkurang beberapa persen dari nilai maksimalnya saat ini.
* Proses pengecasan ini dapat berlangsung lebih lama (lebih dari 5 jam). Tenang saja, jika batre dirasa sudah penuh, proses pengecasan akan berhenti dengan sendirinya. Karena batre zaman sekarang sudah ada fitur untuk menghentikan proses pengecasan jika sudah dianggap penuh.
* Setelah terjadi penambahan 1% dari sebelumnya, proses pengecasan terus dilanjutkan sampai beberapa jam.
* Jika ingin meningkatkan persentase pengisian batre, lakukanlah pengecasan kembali di saat kapasitas batre berada di atas 60% atau di saat batre masih terisi tidak jauh dari angka maksimal saat itu. Silakan ditunggu hingga terjadi penambahan 1% dari sebelumnya, biasanya setiap 1 (satu) hari akan terjadi penambahan 1 (satu) persen, waktu yang cukup lama :)
* Sering-seringlah melakukan shut down jika laptop tidak digunakan, dan charger harus tetap terhubung (tujuannya untuk menyegarkan kembali pembacaan kapasitas batre dan proses pengecasan akan berlangsung terus/tanpa henti). Jika ingin tidur, biarkan proses pengecasan (charging) berjalan dengan sendirinya dan Anda dapat beristirahat dari aktivitas harian. Semoga keesokannya sudah terjadi penambahan 1% kembali :)
* Lakukan hal ini secara rutin setiap hari, jika Anda ingin kapasitas penyimpanan yang tampil di Windows Anda dapat menjadi penuh kembali (100% atau Fully charged). Lamanya proses ini, tergantung dari seberapa persen pengurangan yang tampil di Windows Anda. Jika terjadi pengurangan 20% berarti kita perlu waktu sekitar 20 hari untuk menjadi fully charged kembali.
Penyebab batre tidak terisi penuh biasanya disebabkan oleh beberapa keadaan berikut:
* Membiarkan laptop mati dengan sendirinya setelah power pada baterai habis.
* Pengaturan nilai Critical battery level yang terlalu rendah pada Power Options, sehingga Windows akan melakukan aksinya setelah beterai benar-benar sudah habis (di bawah 5%).
* Gangguan listrik, dll.
Berikut ini cara mengatasi permasalahan tersebut, teknik ini diambil dari pengalaman dan uji coba yang dilakukan oleh penulis heryantony.com sendiri:
* Sebelum kapasitas baterai Anda benar-benar habis, langsung lakukan pengecasan.
* Buatlah Critical battery action menjadi Hibernate agar jika batre habis, maka Windows akan melakukan hibernasi dengan sendirinya dan data atau pekerjaan yang dilakukan saat itu masih tetap tersimpan.
* Atur Critical battery level menjadi nilai 7% atau lebih, dan Low battery level menjadi nilai 10% ke atas atau sesuai dengan nilai default.
* Untuk menambah kapasitas penyimpanan pada baterai yang ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai persentase, lakukan pengecasan batre pada keadaan batre masih terisi penuh atau hanya berkurang beberapa persen dari nilai maksimalnya saat ini.
* Proses pengecasan ini dapat berlangsung lebih lama (lebih dari 5 jam). Tenang saja, jika batre dirasa sudah penuh, proses pengecasan akan berhenti dengan sendirinya. Karena batre zaman sekarang sudah ada fitur untuk menghentikan proses pengecasan jika sudah dianggap penuh.
* Setelah terjadi penambahan 1% dari sebelumnya, proses pengecasan terus dilanjutkan sampai beberapa jam.
* Jika ingin meningkatkan persentase pengisian batre, lakukanlah pengecasan kembali di saat kapasitas batre berada di atas 60% atau di saat batre masih terisi tidak jauh dari angka maksimal saat itu. Silakan ditunggu hingga terjadi penambahan 1% dari sebelumnya, biasanya setiap 1 (satu) hari akan terjadi penambahan 1 (satu) persen, waktu yang cukup lama :)
* Sering-seringlah melakukan shut down jika laptop tidak digunakan, dan charger harus tetap terhubung (tujuannya untuk menyegarkan kembali pembacaan kapasitas batre dan proses pengecasan akan berlangsung terus/tanpa henti). Jika ingin tidur, biarkan proses pengecasan (charging) berjalan dengan sendirinya dan Anda dapat beristirahat dari aktivitas harian. Semoga keesokannya sudah terjadi penambahan 1% kembali :)
* Lakukan hal ini secara rutin setiap hari, jika Anda ingin kapasitas penyimpanan yang tampil di Windows Anda dapat menjadi penuh kembali (100% atau Fully charged). Lamanya proses ini, tergantung dari seberapa persen pengurangan yang tampil di Windows Anda. Jika terjadi pengurangan 20% berarti kita perlu waktu sekitar 20 hari untuk menjadi fully charged kembali.
Budidaya Ikan di Kejapung
Budidaya Ikan di Kejapung
1. Sesuai dengan persyaratan umum.
2. Sirkulasi air akibat arus dan pasut tidak terlalu kuat. Kecepatan arus berkisar 5-50 cm per detik, dapat mempertahankan oksigen larut 4 ppm atau lebih, memudahkan pembuangan sisa pakan dan kotorean ikan sehingga mengurangi stres pada ikan.
3. Kedalaman air cukup untuk menampung jaring, dimana bagian dasar
Jaring minimal 1 m dari dasar perairan saat surut rendah.
4. Air harus jernih dengan kecerahan minimal 3 m.
5. Dasar perairan harus terhindar dari siltasi.
6. Terhindar dari hama dan penyakit, predator besar, hewan air pengerat seperti buntal, kepiting dan penyu.
7. Bukan merupakan daerah pertumbuhan jasad penempel.
8. Kualitas air sesuai dengan kebutuhan ikan yang dibudidayakan.
Pelampung/ Pengapung
Fungsi : Untuk mempertahankan rakit agar tetap mengapung di permukaan air
Bahan : Bahan anti karat dan anti teritip mis. Styrofoam, drum, kotak
dilpisi fibre glass.
1. Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran rangka rakit, supaya rangka rakit mengapung 30 cm di atas permukaan air.
2. Satu pengapung dipasang disetiap sudut atau persilangan rangka rakit. Untuk mempertinggi daya apung, sebaiknya dipasang satu pengapung diantara setiap pelampung sudut dan persilangan.
3. Keamanan dan kemudahan kerja harus dijamin dengan cara melengkapi rakit dan pengapung yang mampu menahan beban jaring Apung lengkap dengan pemberat, ikan dalam jaring, dan minimal 10 orang dewasa di atas rakit ( ut rakit 8 m x 8 m ).
4. Kerusakan pengapung akibat pertumbuhan jasad penempel dan gigitan kepiting dapat dikurangi dengan cara pembalikan pengapung setiap bulan. Pembukaan pengapung ke udara dalam waktu lama mampu membunuh jasad penempel.
5. Kebutuhan pengapung :
Dimana :
Fr = jumlah pengapung
Rw = Beban rakit bersama isinya
Fb = Daya apung tiap pelampung.
6. Daya dukung tiap pengapung
Dimana :
Fb = Daya Apung
Vw = Volume air yang dipindahkan
Qw = Berat air yang dipindahkan
Vm = Volume pengapung
Qm = Bobot pengapung.
Contoh tugas :
Penghitungan jumlah pelampung untuk 1 unit rakit berukuran 8 m x 8 m yang terdiri dari 4 unit KJA.
a. Pelampung yg digunakan drum plastik volume 200 liter (=0,2 m3) dan berat 15 kg.
b. Berat jaring = 4 x 25 kg = 100 kg. Penambahan berat karena air dan biofouling = 5 x, sehingga berat total 5 x 100 = 500 kg.
c. Berat tali temali = 50 kg. Penambahan berat oleh biofouling = 2 x, sehingga berat total 2 x 50 kg = 100 kg.
d. Berat kerangka rakit dan perlengkapan = 500 kg.
e. Berat ikan saat dipanen = 4 x 500 kg = 2.000 kg, didukung jadi beban keramba sekitar 20 %, sehingga berat ikan yang menjadi tanggungan = 20 % x 2.000 kg = 400 kg.
f. Berat keseluruhan unit keramba = 500 + 100 + 500 + 400 = 1.500 kg.
g. Asumsi angka keselamatan 1,5 ; sehingga beban yang harus ditanggung = 1,5 x 1.500 = 2.250 kg.Tentukanlah :
(1) Daya Apung ?
(2) Kebutuhan pengapung ?.Penahan/Jangkar
-Fungsi : Untuk mempertahankan posisi rakit supaya tidak berubah.
-Bahan : Besi, drum besi beton, @ 200-300 kg.
-Kelengkapan lain : Tali jangkar, yang dibebani kantong pasir sebagai pegas.
-Jumlah yang dibutuhkan :
a.1 unit rakit dengan 4 bh KJA diperlukan min. 4 bh @ 150-190 kg.
b.2 unit rakit dibutuhkan 8 bh, terdiri dari 4 bh @ 150-190 kg dan dipasang searah lajur rakit, dan 4 bh lainnya @ 50-100 kg di pasang tegak lurus di kedua sisi rakit.
c.Untuk 4 unit rakit = 16 bh 8 b h @ 150-190 kg searah lajur rakit, dan 8 bh @ 50 – 100 kg dipasang tegak lurus dikedua sisi lajur rakit.
d.Jumlah jangkar pada 2 unit rakit atau lebih dapat diperkecil dengan cara menghubungkan jangkar utama satu sama lain dengan tali penghubung (tali jangkar utama) yang diletakan pada posisi memanjang searah lajur rakit. Masing-masing unit rakit diikatkan pada tali jangkar untuk mencegah pergesekan searah tali.
A. Penghitungan jumlah dan bobot jangkar utama untuk susunan 4 unit
rakit @ 8m x 8m.
1. Kedalaman air diperkirakan 6m, jadi panjang ujung tali jangkar dari
rakit = 6 x 3m = 18m.
2. Jarak jangkar dari sisi rakit (D) Rumus Phytagoras
18 = V62 + D2
D2 = 182 -62 = 324-36= 288
D = V 288 = 16,97 =17m.
B. Penghitungan panjang tali jangkar utama untuk susunan rakit
8m x 8m sebanyak 4 unit.
-Panjang rangkaian rakit = 4 x 7m = 28m.
-Panjang jarak antar rakit = 3 x 1 = 3m.
Panjang susunan rakit = 28 + 3 = 31m.
-Kedalaman air diperkirakan minimal 10m
Panjang tali jangkar yg diperlukan :
= 31 + (2 x 3 x 10m)
= 91m.
-Untuk memasang kedua tali jangkar utama disisi rakit
Sebelah dalam masing-masing diperlukan tambang berdiameter 30mm sepanjang 2 x 91m = 182m.
Jaring Apung
-Fungsi : Tempat ikan hidup
-Bahan : Jaring poly ethylene multifilamen, tali ris, pemberat dan tali ikat.
1. Untuk bobot awal diatas 50 gr # = 3,75-4,0 cm.
2. Kekusutan jaring akibat putaran arus dapat dikurangi dengan cara :
Memasang pemberat @ 5 kg pada setiap sudut dan diantara sudut jaring.
3. Tali ris ukuran 10-15mm berfungsi untuk penguat sudut bagian atas, bagian bawah dan bagian samping.
1. Sesuai dengan persyaratan umum.
2. Sirkulasi air akibat arus dan pasut tidak terlalu kuat. Kecepatan arus berkisar 5-50 cm per detik, dapat mempertahankan oksigen larut 4 ppm atau lebih, memudahkan pembuangan sisa pakan dan kotorean ikan sehingga mengurangi stres pada ikan.
3. Kedalaman air cukup untuk menampung jaring, dimana bagian dasar
Jaring minimal 1 m dari dasar perairan saat surut rendah.
4. Air harus jernih dengan kecerahan minimal 3 m.
5. Dasar perairan harus terhindar dari siltasi.
6. Terhindar dari hama dan penyakit, predator besar, hewan air pengerat seperti buntal, kepiting dan penyu.
7. Bukan merupakan daerah pertumbuhan jasad penempel.
8. Kualitas air sesuai dengan kebutuhan ikan yang dibudidayakan.
Pelampung/ Pengapung
Fungsi : Untuk mempertahankan rakit agar tetap mengapung di permukaan air
Bahan : Bahan anti karat dan anti teritip mis. Styrofoam, drum, kotak
dilpisi fibre glass.
1. Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran rangka rakit, supaya rangka rakit mengapung 30 cm di atas permukaan air.
2. Satu pengapung dipasang disetiap sudut atau persilangan rangka rakit. Untuk mempertinggi daya apung, sebaiknya dipasang satu pengapung diantara setiap pelampung sudut dan persilangan.
3. Keamanan dan kemudahan kerja harus dijamin dengan cara melengkapi rakit dan pengapung yang mampu menahan beban jaring Apung lengkap dengan pemberat, ikan dalam jaring, dan minimal 10 orang dewasa di atas rakit ( ut rakit 8 m x 8 m ).
4. Kerusakan pengapung akibat pertumbuhan jasad penempel dan gigitan kepiting dapat dikurangi dengan cara pembalikan pengapung setiap bulan. Pembukaan pengapung ke udara dalam waktu lama mampu membunuh jasad penempel.
5. Kebutuhan pengapung :
Dimana :
Fr = jumlah pengapung
Rw = Beban rakit bersama isinya
Fb = Daya apung tiap pelampung.
6. Daya dukung tiap pengapung
Dimana :
Fb = Daya Apung
Vw = Volume air yang dipindahkan
Qw = Berat air yang dipindahkan
Vm = Volume pengapung
Qm = Bobot pengapung.
Contoh tugas :
Penghitungan jumlah pelampung untuk 1 unit rakit berukuran 8 m x 8 m yang terdiri dari 4 unit KJA.
a. Pelampung yg digunakan drum plastik volume 200 liter (=0,2 m3) dan berat 15 kg.
b. Berat jaring = 4 x 25 kg = 100 kg. Penambahan berat karena air dan biofouling = 5 x, sehingga berat total 5 x 100 = 500 kg.
c. Berat tali temali = 50 kg. Penambahan berat oleh biofouling = 2 x, sehingga berat total 2 x 50 kg = 100 kg.
d. Berat kerangka rakit dan perlengkapan = 500 kg.
e. Berat ikan saat dipanen = 4 x 500 kg = 2.000 kg, didukung jadi beban keramba sekitar 20 %, sehingga berat ikan yang menjadi tanggungan = 20 % x 2.000 kg = 400 kg.
f. Berat keseluruhan unit keramba = 500 + 100 + 500 + 400 = 1.500 kg.
g. Asumsi angka keselamatan 1,5 ; sehingga beban yang harus ditanggung = 1,5 x 1.500 = 2.250 kg.Tentukanlah :
(1) Daya Apung ?
(2) Kebutuhan pengapung ?.Penahan/Jangkar
-Fungsi : Untuk mempertahankan posisi rakit supaya tidak berubah.
-Bahan : Besi, drum besi beton, @ 200-300 kg.
-Kelengkapan lain : Tali jangkar, yang dibebani kantong pasir sebagai pegas.
-Jumlah yang dibutuhkan :
a.1 unit rakit dengan 4 bh KJA diperlukan min. 4 bh @ 150-190 kg.
b.2 unit rakit dibutuhkan 8 bh, terdiri dari 4 bh @ 150-190 kg dan dipasang searah lajur rakit, dan 4 bh lainnya @ 50-100 kg di pasang tegak lurus di kedua sisi rakit.
c.Untuk 4 unit rakit = 16 bh 8 b h @ 150-190 kg searah lajur rakit, dan 8 bh @ 50 – 100 kg dipasang tegak lurus dikedua sisi lajur rakit.
d.Jumlah jangkar pada 2 unit rakit atau lebih dapat diperkecil dengan cara menghubungkan jangkar utama satu sama lain dengan tali penghubung (tali jangkar utama) yang diletakan pada posisi memanjang searah lajur rakit. Masing-masing unit rakit diikatkan pada tali jangkar untuk mencegah pergesekan searah tali.
A. Penghitungan jumlah dan bobot jangkar utama untuk susunan 4 unit
rakit @ 8m x 8m.
1. Kedalaman air diperkirakan 6m, jadi panjang ujung tali jangkar dari
rakit = 6 x 3m = 18m.
2. Jarak jangkar dari sisi rakit (D) Rumus Phytagoras
18 = V62 + D2
D2 = 182 -62 = 324-36= 288
D = V 288 = 16,97 =17m.
B. Penghitungan panjang tali jangkar utama untuk susunan rakit
8m x 8m sebanyak 4 unit.
-Panjang rangkaian rakit = 4 x 7m = 28m.
-Panjang jarak antar rakit = 3 x 1 = 3m.
Panjang susunan rakit = 28 + 3 = 31m.
-Kedalaman air diperkirakan minimal 10m
Panjang tali jangkar yg diperlukan :
= 31 + (2 x 3 x 10m)
= 91m.
-Untuk memasang kedua tali jangkar utama disisi rakit
Sebelah dalam masing-masing diperlukan tambang berdiameter 30mm sepanjang 2 x 91m = 182m.
Jaring Apung
-Fungsi : Tempat ikan hidup
-Bahan : Jaring poly ethylene multifilamen, tali ris, pemberat dan tali ikat.
1. Untuk bobot awal diatas 50 gr # = 3,75-4,0 cm.
2. Kekusutan jaring akibat putaran arus dapat dikurangi dengan cara :
Memasang pemberat @ 5 kg pada setiap sudut dan diantara sudut jaring.
3. Tali ris ukuran 10-15mm berfungsi untuk penguat sudut bagian atas, bagian bawah dan bagian samping.
JUDUL-JUDUL PENELITIAN
1.Pengaruh pemberian pakan yang difermentasi terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang pasir (Holothuria scabra)dalam wadah terkontrol
2.Pengaruh pemberian pakan buatan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup teripang pasir yang di budidayakan pada skala indoor di perairan pantai tanjung tiram
3.Pengaruh salinitas pada inkubasi buatan terhadap penetasan telur lobster mutiara (panulirus ornatus
4.Pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih kerang pokea (batissa violacea celebensis)
5.Pengaruh pemberian pakan segar yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan kerapu lumpur di keramba jaring apung
6.Pengaruh pemberian jenis pakan rucah segar terhadap pertumbuhan kepiting rajungan (portunus pelagicus) yang di pelihara di tambak
7.Pengaruh perbedaan suhu awal pengangkutan terhadap kelangsungan hidup benih rajungan (portunus pelagicus)
2.Pengaruh pemberian pakan buatan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup teripang pasir yang di budidayakan pada skala indoor di perairan pantai tanjung tiram
3.Pengaruh salinitas pada inkubasi buatan terhadap penetasan telur lobster mutiara (panulirus ornatus
4.Pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih kerang pokea (batissa violacea celebensis)
5.Pengaruh pemberian pakan segar yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan kerapu lumpur di keramba jaring apung
6.Pengaruh pemberian jenis pakan rucah segar terhadap pertumbuhan kepiting rajungan (portunus pelagicus) yang di pelihara di tambak
7.Pengaruh perbedaan suhu awal pengangkutan terhadap kelangsungan hidup benih rajungan (portunus pelagicus)
Jumat, 11 Maret 2011
LAPORAN REKAYASA BUDIDAYA (PEMBENIHAN UDANG WINDU)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rekayasa budidaya merupakan suatu upaya umat manusia untuk meningkatkan dan mengoptimalkan produksi budidaya dengan cara memanipulasi faktor-faktor lingkungan hayati maupun non hayati, karena adanya keterbatasan faktor-faktor lingkungan yang ada dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian.
Ditetapkannya udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang harus ditingkatkan produksinya cukup beralasan, karena udang merupakan primadona ekspor hasil perikanan Indonesia yang usaha budi dayanya telah terbukti memiliki backward dan forward lingkage yang cukup luas bagi aktivitas ekonomi masyarakat. Menurunnya aktivitas usaha budi daya udang di beberapa sentra produksi beberapa tahun terakhir ini, telah membawa dampak yang cukup signifikan bagi menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat di beberapa kawasan budi daya tersebut.
Beberapa upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi udang antara lain melalui ekstensifikasi usaha budi daya udang pada lahan baru yang potensial, revitalisasi budi daya udang pada lahan tambak yang terbengkalai (idle), dan melakukan pemeliharaan udang jenis unggul, yaitu jenis udang yang mempunyai peluang keberhasilan tinggi dengan masa pemeliharaan yang relatif pendek. Sedangkan untuk meningkatkan pemasaran udang, maka peningkatan produksi harus diikuti dengan upaya peningkatan daya saing produk melalui peningkatan mutu, pengembangan produk bernilai tambah dan menekan biaya produksi (efisiensi) (www.pikiran-rakyat.com)
Dan salah satu jenis udang yang diupayakan tersebut adalah udang windu (Penaeus monodon) yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia dan menjadi salah satu produk unggulan perikanan Indonesia di pasar internasional.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun ini produk udang Indonesia yang diekspor ke luar negeri mengalami penurunan akibat penolakan dari negara-negara pengimpor yang disebabkan karena produk udang Indonesia tidak memenuhi standar yang sesuai dengan ketentuan dari negara pengimpor.
Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut, dipandang perlunya suatu upaya peningkatan mutu produk udang Indonesia utamanya udang windu (P. monodon). Dan salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan cara melakukan suatu kegiatan pembenihan udang windu melalui suatu teknologi rekayasa budidaya yang tepat guna dan tetap memperhatikan aspek kelayakan pengembangannya sehingga dapat dihasilkan suatu produk udang windu yang memenuhi standar produk internasional, dan dapat meningkatkan devisa negara, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya udang windu.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
ô Untuk mengetahui teknik rekayasa budidaya perikanan, utamanya pada organisme udang windu (P. monodon).
ô Untuk mengetahui fasilitas-fasilitas yang digunakan pada pembenihan udang windu (P. monodon)
II. METODE PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 24 November 2006, pada pukul 16.00–17.30 Wita, yang bertempat di Balai Benih Udang (BBU) Mata, Kelurahan Purirano, Kecamatan Kendari.
B. Metode Pengambilan Data
Praktikum ini dilaksanakan dengan cara melakukan kunjungan langsung ke Balai Benih Udang (BBU) Mata, Kelurahan Purirano, Kecamatan Kendari. Data yang didapatkan diperoleh dengan metode wawancara langsung dengan salah seorang staf di Balai Benih Udang (BBU) Mata.
III. PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara langsung dengan salah seorang staf Balai Benih Udang (BBU) Mata diperoleh data perlengkapan dalam pembenihan udang windu (P. monodon) sebagai berikut :
Ø Induk


a b
Gambar 1. Induk udang windu (P. monodon) tampak atas (a) dan tampak bawah (b)
ô Harga induk Rp. 100.000/ekor
ô Ukuran 25–27 cm
ô Berat induk 250 gr (tiga sampai empat ekor/kg)
ô 20 ekor betina dan 6 ekor jantan untuk 20 buah bak
ô Perbandingan jantan dan betina dalam satu bak adalah 2 : 5
Ø Sarana Budidaya, yang terdiri atas
1. Bak larva sebanyak 14 buah
ô Delapan buah berukuran 3 x 8 m
ô Enam buah berukuran 3 x 4 m
ô Tinggi masing-masing bak 1,5 m
2. Bak kultur artemia
ô Sebanyak dua buah
ô Kapasitas masing-masing 250 lt
ô Berukuran 4 x 4 m


a b
Gambar 2. Bak Artemia (a) dan Bak Larva (b)
3. Bak Induk, bak induk harus selalu tertutup agar suhunya tidak naik ;
ô Berjumlah dua buah
ô Diameter 3 m
ô Tinggi 1,5 m
ô Berbentuk lingkaran
Umumnya bentuk bak induk pada hatchery udang windu adalah bulat dengan ukuran diameter 4-10 m (Nurdin, 2005)
4. Bak fiber (untuk pemijahan)
a. Sebanyak empat buah
b. Kapasitas 1 ton


a b
Gambar 3. Bak Induk (a) dan Bak Pemijahan (b)
5. Bak reservoir air laut yang tersusun atas
ô Pasir
ô Ijuk
ô Arang
ô Pompa
6. Bak penampungan air laut
ô Kapasitas 40 ton/bak
ô Jarak antar kotak ± 80 cm


a b
Gambar 4. Bak Penampungan Air Laut (a) dan Bangunan Pompa Air (b)
Bak-bak yang ditempatkan secara out door hanya bak larva dan kultur pakan alami saja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nurdin (2005), bahwa bak-bak produksi pakan alami (phytoplankton dan penetasan kista artemia) ditempatkan dalam bangunan semi tertutup dan beratap transparan. Demikian pula bak kolam pemeliharaan post larva dapat dibuat di out door. Sedangkan bak-bak untuk pemeliharaan induk dan perkawinan, peneluran dan penetasan, pemeliharaan larva harus tertutup untuk menghindari pengaruh gangguan dari luar, terutama cahaya matahari dan hujan serta pengaruh fluktuasi suhu lingkungan. Bak-bak ini sebaiknya ditempatkan/berada dalam bangunan yang beratap dan berdinding. Khusus untuk bak pemeliharaan induk, bak perkawinan, bak peneluran dan penetasan pada hatcery udang windu, suasana ruangannya harus diciptakan untuk dapat digelapkan dan dapat pula memperoleh sinar/disinari matahari pada waktu tertentu yang dikehendaki.
7. Blower kodok
ô Daya 50 watt sebanyak tiga buah
ô Daya 100 watt sebanyak dua buah
ô Daya 200 watt sebanyak dua buah
8. Ring blower/root blower
ô Kapasitas 2 inci 3 pase
ô Daya 1,5–3 PK


a b
Gambar 5. Blower Besar (a) dan Blower Kecil (b) Ø Perlakuan suhu air
Air yang akan dipakai dalam pembenihan sudah dimasukkan ke dalam bak-bak larva satu hari sebelum air tersebut dipakai, kemudian ditutup dengan menggunakan terpal untuk menghindari sinar matahari secara langsung.
Ø Panen
Panen mencapai 200–400 ribu ekor/bak, atau tiga sampai empat juta ekor/siklus
Ø Sumber air
Sumber air minimal berjarak 100 m dari bibir pantai.
Ø Benih
ô Harga benih Rp. 27–28 (PL 8–12) untuk kota Raha
Rp. 23–25 (PL 8–12) untuk pasar lokal
ô PL 8–9 paling aman untuk pengangkutan jarak jauh dengan kepadatan 5000 ekor/kantong.
Ø Pakan
a. Induk
Untuk induk udang windu (P. monodon) diberi pakan berupa :
ô Hati sapi
ô Cumi-cumi
ô Kerang darah
ô Kepiting bakau/rajungan
ô Cacing laut
Udang dewasa makanannya dapat berupa daging binatang lunak atau Mollusca (kerang, tiram, siput), cacing annelida, udang-udangan, serta anak serangga (Chironomus) (www.digilib.brawijaya.ac.id).
b. Larva
ô PL 1–4 diberi pakan plankton berupa artemia, selain itu juga diberi pakan berupa skeletonema.
Diatomae untuk makanan larva udang yang merupakan hasil pemupukan adalah spesies Chaetoceros, Skeletonema dan Tetraselmis di dalam kolam volume 1000-2000 liter. Artemia/zooplankton diambil dari kolam diatomae dan diberikan kepada larva udang mysis dan post larva (PL5-PL6) (www.warintek.progressio.or.id).
IV. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Teknik rekayasa dalam budidaya udang windu (P. monodon) yaitu dengan memanipulasi suhu wadah bak pemijahan serta pemberian pakan yang tinggi protein untuk merangsang agar induk dapat dengan cepat matang gonad agar dapat lebih cepat untuk dipijahkan.
2. Fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pembenihan udang windu antara lain :
- Bak reservoir
- Bak penampungan air laut
- Bak induk
- Bak larva
- Bak pemijahan
- Bak kultur artemia
B. Saran
Saran saya agar pada praktikum selanjutnya, praktikan dapat secara langsung mempraktekkan teknik rekayasa dalam pemijahan udang windu (P. monodon) sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses dan teknik dari pembenihan udang windu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, A. 2005. Prosiding. Materi Kuliah Bahan Dan Rancang Bangun Akuakultur. Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari.
Indonesia Pemasok Utama Rumput Laut Dunia
Sebagai negara produsen rumput laut dunia 2008 terbesar kedua setelah China, tren produksi rumput laut indonesia menunjukan kecenderungan meningkat selama priode 2006-2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya mencapai 19,1%. Tahun 2008 produksi rumput laut basah untuk semua jenis sebesar 1.945 ribu ton atau mengalami peningkatan 12,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1.728 ribu ton. Sampai saat ini provinsi pemasok rumput laut terbesar adalah Sulawesi Selatan, diikuti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah dan Bali. Produksi rumput Laut Sulawesi Selatan memasok 35 % lebih dari total produksi Indonesia sedangkan NTT menyumbang 29%. Jenis-jenis rumput laut yang dominan di Indonesia adalah Eucheuma spp (cottonii dan spinosum) dan Gracilaria spp.
Eksportir bahan baku
Ekspor rumput laut kering Indonesia tahun 2008 mencapai 99.949 ton dengan nilai US$ 110 juta. Angka ini meningkat 6,2 % dalam volume dan 91,5% dalam nilai. Ekspor tahun 2008 tersebut merupakan eskpor tertinggi selama periode 2005-2008 baik dalam volume maupun nilai. Selama kurun waktu 2005-2008 tersebut, ekspor rumput laut kering Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 14% dalam volume dan 49% dalam nilai. Sampai periode Januari-September 2009, ekspor rumput laut kering Indonesia mencapai 65.542 ton dengan nilai US$ 60.490 ribu.
Walaupun dalam perkembangannya ekspor rumput laut kering Indonesia mengalami peningkatan, namun kondisi perdagangan rumput laut kering sangat berpotensi besar terpengaruh faktor eksternal. Peran pedagang pengumpul sangat besar bagi terlaksananya perdagangan rumput laut dari petani kepedagang besar dan pelaku ekspor. Harga cottonii merangkak naik dari Rp 5.000/kg (Oktober 2007) menjadi Rp 15.000/kg pada Mei 2008 dan sampai Rp 22.000/kg pada Agustus 2008. Tapi pada September 2008 harga cottoni anjlok menjadi Rp 10.000/kg sampai bulan maret 2009 harga cottoni sekitar Rp 8.000-10.000 per kg.
Meskipun indonesia menjadi pemasok terbesar cottoni dunia dan permintaan tinggi, tetapi harga lebih banyak di kendalikan oleh buyer. Komoditas cottoni sangat ditentukan pasar luar negeri, karena hanya 20% yang terserap industri dalam negeri. Karenannya situasi global memberi pengaruh nyata terhadap usaha pengolahan rumput laut.
Sejauh ini hasil olahan rumput laut cottonii sebagian besar masih sebatas produk antara, yaitu bentuk chip (kepingan halus). Belum kepada bentuk end product untuk memenuhi kebutuhan industri. Industri dalam negeri belum mampu mengolah cottonii menjadi produk akhir tepung karanginan. Karaginan sebagai produk akhir cottonii akan dimanfaatkan oleh banyak industri baik industro kosmetik, pangan, appatel, ban bahkan pesawat terbang. Produk final yang langsung dapat dimanfaatkan industri, masih sebatas semirefined
baik foot grade maupun industrial. Padahal perkembangan yang ada saat ini adalah meningkatnnya kebutuhan berbagai industri akan produk karaginan tersebut.
Disamping ekspor, Indonesia juga melakukan impor rumput laut kering meskipun dalam jumlah kecil jika dibandingkan dengan eksportnya. Sampai priode Januari-September 2009 impornya mencapai 563 ton dengan nilai US$ 874 ribu. Sementara itu impornya pada tahun 2008 mencapai 1.343 ton dengan nilai US$ 1.966 sribu. Sepanjang periode 2005-2008, impor rumput lau kering tahun 2008 ini merupakan impor tertinggi.
Tabel 1. Produksi Rumput laut* Menurut propinsi Tahun 2006 fi 2008 (Ton) Basah
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Langganan:
Postingan (Atom)